Kamis, 07 Oktober 2010

Tanggal Tanggal Bersejarah Perang Diponegoro

Sesudah Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Diponegoro tidak kelihatan hadir pada pertemuan di kraton, yang biasanya dilakukan oleh team panitya wali Hamengku Buwana ke V, mereka dipecat sebagai anggota kraton oleh residen Belanda. Laporan banyak dikirim dari Jogya ke atavia tentang pengumuman perang melawan kekuatan kekuasaan belanda sejak 20 Juli 1925. Atas laporan itu orang-orang militer dan residen mengadakan pertemuan-pertemuan di Salatiga.

Sesudah itu terjadi pelbagai peristiwa sebagai berikut:

16-April-1826    :Pertempuran sudah meluas sampai di Plered. Pasukan musuh dipimpin van Geen, Cochuis.
26-Maret-1826   :Pertempuran meluas ke Kembang-aren.
8-Juli-1826    :Ke Deksa, di bawah pimpinan Sentot dan Diponegoro pertempuran berlangsung dua hari lamanya dan dikuasai rakyat.
30-Juli-1826   :Di Lengkong Letnan Huebert mati tertembak.
4-Agustus-1826   :Pertempuran di Bantul,menghadapi pasukan Mayor Le Bronde Vexel dan Mayor Sollowyn. Diponegoro sendiri kelihatan pimpin serangan rakyat.
9-Agustus-1826  :Kejiwan diserby Tentara Sollewyn mundur.
17-Agustus-1826   :Untuk mengekang penyerangan dan perlawanan rakyat terhadap Belanda, diputuskan alam konfrensi di Salatiga itu, sambil memfaatkan kedatangan kehormatan sultan Hamengku Buwana ke II yang diasingkan di Ambon. Sultan Hamengku Buwana II kembali ke Jogya.
28-17-1826  :Pertempuran telus meluas, rakyat tidak terpengaruh oleh kembalinya Sultan Sepuh. Delanggu diserang.
15-Oktober-1826   :Gawokdiservu.
Akhir November 1826   :Oleh Residen Mc Gillavry di Solo selundupkan beberapa gandek-putih, antaranya Kyai Sentana untuk "berbakti" kepada markas besar Komando. Diketahuioleh Diponegoro dan diusir untuk kembali ke kota.
Permulaan 1827   :Belanda menambah kekuatan militer di Kedu.
Februari 1827   :Klaten bergerak melawan musuh.
30-April-1827   :Pasukan Kol. Cleerens diTrajen diserang.Cleerenssendiri terpaksa ditandu dan dibawa ke Magelang karena luka-luka. Pasukannya mundur.
Agustus 1827   :Gerakan damai dibutuhkan fihak musuh. Mengirim Stuyvers dan Alikadi,seorang Arab menemui Diponegoro. Stuyvers mengaku sebagai seorang penguasaha kebun, bukan orang militer.
September 1827   :Kyai Mada didatangi orang belanda, ketika tinjau Klaten.
10-Oktober-1827   :Akibar pertempuran-pertempuran itu terjadiperjanjian gencatan senjata. Perundingan di Gamping. Diponegoro diwakili oleh Tumenggung Prawira dan Belanda oleh Lt. Roeps.
25-Oktober-1827   :Belanda menyerang desa Banyumeneng, bekas pusat markas Diponegoro.
28-November-1827   :Rembang menjadilautan api, diserangoleh pasukan Tumenggung AriaSastradilaga.Hubungan antar Semarang dan Surabaya terputus.
15-Desember-1827   :Pertempuran meluas sampai ke Ngawi. Jendral de Kock yang seharusnya melakukan timbang terima tugas kepada van Geen,terpaksa ditunda. Peristiwa diRembang dipandang sangat berbahaya dan bisa mengancam Semarang. Di Tuban pun keadaannya sangat menggoncangkan Belanda.
2-Januari-1828   :Sultan Sepuh, tanpa turut berusaha menghentikan pertempuran, wafat di Yogya. Semula akan dimakamkan di Jimatan Imogiri, dirubah di Kota Gede, gara-gara pasukan Diponegoro ingin turut berduka-cita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar